HWOARANGNEWS.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mewacanakan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan yang cukup mencuri perhatian. Wacana yang sedang dikembangkan adalah menyisipkan pelajaran bela diri seperti silat, taekwondo, hingga kickboxing sebagai kurikulum tambahan di tingkat SD, SMP hingga SMA.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan bahwa rencana ini bertujuan memperkuat pendidikan karakter para pelajar. Menurutnya, bela diri bukan hanya mengajarkan teknik bertahan atau menyerang, tetapi juga nilai-nilai penting seperti keberanian, sportivitas, dan pengendalian emosi.
"Kalau bisa, di tingkat SMP dan SMA bela diri dimasukkan ke kurikulum tambahan, sesuai minat anak-anak. Entah itu silat, taekwondo, atau kickboxing, yang penting bisa membentuk keberanian dan kendali diri," kata Erwin saat menghadiri ajang kejuaraan kick boxing di GOR KONI Bandung pada Sabtu, 12 Juli 2025 lalu.
Rencana ini muncul sebagai respons atas meningkatnya kekhawatiran publik terkait kekerasan remaja, termasuk yang melibatkan oknum dari perguruan bela diri. Erwin menilai, pembinaan bela diri justru bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan etika bertarung sejak dini.
"Biasanya, orang yang sudah punya ilmu tinggi justru lebih bisa menahan diri. Justru yang baru-baru belajar itu yang perlu perhatian khusus agar tidak salah arah," katanya.
Meski demikian, Pemkot Bandung belum mengambil keputusan final. Proyek ini masih dalam tahap wacana dan penjajakan, termasuk berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan, pelatih bela diri, dan pihak sekolah. Pemkot juga mempertimbangkan kesiapan fasilitas serta kurikulum yang tidak membebani siswa.
Sejumlah orang tua murid menyambut baik rencana tersebut. Mereka menilai pelatihan bela diri bisa memberikan alternatif positif di luar kegiatan akademik dan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Namun, ada juga yang khawatir akan potensi penyalahgunaan kemampuan bela diri di luar sekolah.(prfmnews)



